Angka ini lebih kecil dari tahun 2010 dimana sebanyak 4.900 tercatat mengalami hal yang sama. Data ini dibongkar National Health Service (NHS) dari beberapa sekolah di Inggris.
Para siswi sekolah menengah dipasangi implan di bagian lengan yang berfungsi melepas hormon dalam darah hingga mencegah terjadinya kehamilan.
Sebagian lagi disuntik dengan cairan kontraseptif untuk mencegah hal serupa. Tindakan ini dilakukan tanpa meminta ijin keluarga murid dengan alasan menjaga kerahasiaan dan privasi pasien.
Hal ini jelas memancing kemarahan para orangtua sampai anggota parlemen Inggris. Mereka meyakini, pihak sekolah dan tim medis telah melanggar hak orang tua untuk melindungi anak-anaknya.
Seorang ibu yang puterinya dipasangi alat kontrasepsi secara diam-diam, melampiaskan amarahnya pada pihak sekolah.
“Saya setuju kalau anak-anak diajarkan soal kesehatan reproduksi, tapi tindakan ini sudah melampaui batas,” tegasnya seperti dikutip Daily Mail.
Kontrasepsi implan dan suntik diberlakukan kepada para siswi di sembilan sekolah menengah dan 36 perguruan tinggi di Southampton.
Klinik yang ditunjuk pihak sekolah juga menawarkan berbagai macam kontrasepsi, tes kesehatan dan konsultasi masalah reproduksi.
Tindakan ini berlangsung sejak 2009 untuk menurunkan tingkat kehamilan pada remaja.
Di tahun 2008, Southampton termasuk dalam daftar kota di Inggris dengan tingkat kehamilan remaja tertinggi, bersama kota Bristol, Manchester, Newcastle, Rotherham, Nottingham dan Peterborough.
