Liputan Menarik, Jakarta - Koneksi internet di Indonesia 95 persen ditangani melalui jaringan nirkabel, padahal mestinya koneksi tersebut mestinya diseimbangkan antara nirkabel dengan fixed line sehingga bisa meminimalisir kelebihan beban (kongesti).
Namun pada pembangunan infrastruktur internet di zamrud khatulistiwa ini terbalik bila dibandingkan dengan negara-negara lain.
"Di negara lain, pembangunan infrastruktur fisik sudah selesai, baru kemudian masuk mobile internet. Indonesia sebaliknya, sebelum infrastruktur fisik selesai dibangun sudah masuk mobile internet," kata Setyanto P. Santosa, Ketua Masyarakat Telematika Indonesia, ketika dihubungi okezone via ponsel, Selasa (21/2/2012).
Dia menambahkan, setelah masuknya mobile internet kemudian datang 3G. Jaringan 3G semakin memudahkan akses internet lewat perangkat bergerak. Dan karena di rumah-rumah tidak tersedia jaringan kabel (fixed line), akses dari sana pun dilakukan lewat nirkabel atau ponsel genggam. Banyaknya akses ini membuat jaringan nirkabel congested (kelebihan beban).
"Kalau pemerintah bisa, mestinya mereka membangun fisik dahulu, apalagi lima tahun terakhir pemerintah tidak membangun apa-apa. Cuma operator yang membangun fisik. Tapi untuk jaringan fixed line ke rumah-rumah tidak mungkin operator yang membangun, karena investasinya terlalu mahal. Mestinya pemerintah yang membangun," saran Setyanto.
Menurutnya, di negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Australia juga menggunakan broadband. Perbedaannya adalah dalam hal pembangunan infrastrukturnya. Di negara-negara tersebut broadband diterapkan setelah backbone infrastruktur (fixed line) selesai dibangun.
Infrastruktur Internet di Indonesia Salah Kaprah
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : rhyanmawo@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...