Ibu bekerja di rumah, kenapa tidak?

Banyak pro dan kontra yang diungkapkan oleh pada suami ketika istri mereka bekerja di kantor. Daripada terus memperdebatkannya, sebaiknya para istri atau bahkan ibu memilih jalan tengah, misalnya bekerja di rumah. Jadi coba simak tips memulai pekerjaan di rumah untuk ibu seperti yang dilansir dari GalTime berikut ini.

Fleksibilitas dari tempat kerja
Beberapa ibu sudah merasa nyaman di tempat kerjanya yang sekarang dan merasa sayang jika harus keluar. Jika Anda juga demikian, cobalah untuk bernegosiasi dengan atasan. Anda bisa menanyakan fleksibilitas bekerja, misalnya apakah tugas dari kantor diperbolehkan untuk diselesaikan di rumah.

Pekerjaan baru
Jika ternyata perusahaan tempat bekerja tidak mengizinkan Anda bertugas di rumah, Anda bisa berhenti dan mencari pekerjaan baru. Contohnya, pekerjaan seperti menerjemahkan atau menjadi penulis lepas. Pekerjaan seperti ini membuat Anda tetap menjadi pegawai, meskipun kebanyakan tidak tetap, namun Anda diuntungkan karena tidak perlu pergi ke kantor saat menyelesaikan tugas.

Usaha sendiri
Sulit mendapatkan pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah? Cara terakhir adalah dengan membuka usaha sendiri di rumah. Entah itu di bidang barang atau jasa, Anda bisa menyesuaikannya sesuai dengan modal dan minat calon konsumen sasaran Anda. Usaha sendiri ini pun punya dua peluang yang bisa Anda dapatkan, yaitu untung besar atau malah rugi banyak.

Itulah beberapa pilihan bagi ibu yang tetap ingin bekerja namun tidak perlu pergi ke kantor. Jadi ibu bekerja di rumah, kenapa tidak?


sumber: merdeka.com

Semakin tua, pria jadi semakin pemarah

Wajah yang terlihat tak ramah, jari yang sering menunjuk-nunjuk, suara keras bernada kesal. BIasanya pria yang sudah lanjut usia menunjukkan ciri-ciri seperti ini. Target kemarahan mereka bisa banyak hal, mulai masalah ekonomi hingga kelakuan anak-anak muda.

Beberapa ahli menyebut kecenderungan ini "Grumpy Old Man Complex" atau penyakit kompleks pria tua pemarah. Anggapan bahwa semakin tua pria semakin cenderung menjadi pemarah ternyata tak hanya stereotip. Kenyataannya hal ini memang terjadi secara ilmiah.

Berdasarkan Mayo Clinic, ketika pria semakin tua tingkat testosteron mereka semakin menurun. Hal ini kemudian membuat mood mereka memburuk dan berubah-ubah, ungkap Dr Ridwan Shabsigh, kepala International Society of Men's Health di New York City.

"Testosteron adalah hormon yang yang digunakan untuk meningkatkan otot, menurunkan lemak dalam tubuh, mempengaruhi energi dan keinginan seksual pada pria. Meski begitu, hormon ini juga mempengaruhi secara psikis. Dalam beberapa kasus, pria akan merasa tidak mood dan mudah marah," jelas Shabgish, seperti dilansir oleh NBC News (28/12).

Beberapa penyakit seperti diabetes, ginjal dan penyakit metabolisme lainnya juga diketahui bisa menurunkan kadar testosteron.

"Pasien dengan tingkat testosteron rendah biasanya memberitahu bahwa mereka jadi susah konsentrasi dan lebih susah bertoleransi terhadap keadaan di rumah sehari-hari. Kemampuan bertoleransi dan mengatasi rasa marah berkurang ketika testosteron menurun," tambah Shabgish.

Pada pria, tingkat testosteron stabil dan normal hingga usia 60 tahun. Setelah itu tingkat testosteron semakin menurun. Berdasarkan American Association of Clinical Endocrinology, hampir 30 persen pria berusia di atas 75 tahun memiliki kadar testosteron rendah. Meski begitu, hingga saat ini penanganan medis untuk hal ini masih belum diperdebatkan di kalangan ahli, berdasarkan Mayo Clinic.


Sumber: merdeka.com

Tangisan cucu Harun, firasat kepergian korban BMW maut

Harun (57), warga Perumnas Jalan Semangka 1 nomor 99, Cibodas Sari, Kota Tangerang, menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan BMW maut yang dikemudikan oleh anak Hatta Rajasa, M Rasyid Amrullah. Firasat kepergian Harun sudah dirasakan oleh pihak keluarga.

"Anak saya sejak tadi malam terus menerus menangis hingga pagi hari," ujar Nurhasanah, anak Harun saat ditemui di Kota Tangerang, Selasa (1/1).

Nurhasanah mengatakan dia terakhir berkomunikasi dengan Harun melalui telepon seluler ketika merayakan tahun baru. "Terakhir pas tahun baruan kemarin," ujar dia.

Keluarga Harun menyerahkan permasalahan tersebut sesuai jalur hukum atas kematian harun. "Kami menyerahkan permasalahan ini sesuai jalur hukum saja," kata Nurhasanah.

Dia mendengar kabar meninggalnya Harun ketika akan berangkat menuju kediaman neneknya di daerah Jembatan Besi, Jakarta Barat. "Sore baru dengar kabar saya. Jenazah akan dibawa ke Jembatan Besi dari RS Kramat Jati," katanya.

Sebelumnya, Rasyid Amrullah Rajasa mengemudikan mobil BMW dengan pelat nomor B 272 HR warna hitam dan menabrak Daihatsu Luxio dengan nomor polisi F 1622 CY di km 3+400 Tol Jagorawi. Akibat kejadian tersebut dua orang penumpang Luxio tewas, Harun dan M Kaihan (14 bulan).

sumber: merdeka.com
 
cyb3rThanks For Visiting Gunakanlah Google Chome Untuk Tampilan Sempurna