Natalie Margaretha - INSIDEN KECIL DI HARI PERNIKAHAN IMPIAN

Share this history on :
Peristiwa

Liputan Menarik - Penuh senyum, pasangan Natalie Margaretha (24) dan pengusaha properti asal Surabaya, Soerijo Gondo Setiawan (36), menghadap pendeta untuk mendapat pemberkatan pernikahan. Di taman Resor Maya Ubud , Ubud, Bali yang penuh bunga warna pink ini, dipasang kursi dan meja-meja tempat para tamu menikmati hidangan pesta. Mirip yang sering kita lihat di film-film Barat. "Saya memang ingin pernikahan seperti dalam filmMy Best Friend Wedding atau The Wedding Planner," kata Natalie yang "memindahkan" gereja ke tempat resepsinya yang bertema Jungle of Roses .

Khayalannya itu akhirnya terwujud Sabtu (11/10) lalu. Simpel dan elegan, inilah yang ia inginkan. Makanya, ia mengaku malas bila harus berpakaian adat. "Repot. Nanti aja kalau ulang tahun pernikahan ke-25, baru bikin yang begituan. Kalau perlu, di keraton," katanya sambil tergelak, saat diwawancara jauh hari sebelum pernikahan.

Adalah Soerijo, suaminya, yang berperan menentukan busana mempelai wanita. "Dia yang milih dan menentukan. Dia memang agak cerewet untuk urusan penampilan saya," kata Natalie yang ogah berdiet meski mengaku tambah gendut.

Untuk pesta perkawinan, ia mengundang tak lebih dari 1.500. "Tadinya kami hanya ingin bikin pesta pribadi, hanya untuk keluarga dekat," kata Natalie yang mengaku justru lebih berkonsentrasi menyiapkan mentalnya. "Ini hidup yang sama sekali baru buatku. Gugup juga dan stres degan perubahan status. Mudah-mudahan saya bisa hidup bersamanya selama-lamanya," ujarnya serius.

DIUSIR KEAMANAN
Semaraknya pesta pernikahan Natalie-Soerijo, sempat diwarnai "insiden" kecil tapi cukup membuat pasangan artis Pangky Suwito-Yatie Octavia kesal. Ceritanya, Sabtu (11/10) itu, pasangan ini diusir petugas keamanan Maya Ubud Resor. "Selain ingin memperingati setahun tragedi bom Bali, kami ingin jalan-jalan ke Maya Resor di Ubud yang tempatnya cukup bagu dan lumayan murah," ujar Yatie. Tiba di bagian resepsionis dan akan menanyakan harga kamar, "Ternyata katanya semua kamar penuh karena sudah dibooking keluarga Natalie yang tengah melangsungkan perkawinan."

Saat itu, "Kami juga sempat berpapasan dengan Natalie, sebelum acara pemberkatan. Waktu itu, saya mau ke toilet, tapi Natalie enggak ngomong apa-apa," kisah Panky dengan nada sedikit emosi. Tahu pasangan ini tak memiliki undangan, pihak Resor Maya Ubud meminta Yati segera keluar dari kawasan tersebut. "Sebenarnya, sejak masuk, saya sudah ditanyai undangan oleh petugas hotel. Tapi karena saya datang ingin melihat suasana dan mau menginap di sini, saya tanya, kenapa harus pakai undangan segala, " ujar Panky.

Ternyata, sampai di dalam, "Kami malah disuruh keluar oleh pihak hotel yang mengatasnamakan panitia resepsi pernikahan Natalie," ujar Yati dengan nada tinggi. Ia sendiri heran atas perlakuan Natalie, "Selama ini, hubungan kami cukup baik, kok. Bahkan dulu, waktu di Korea, saya pernah seminggu kumpul bersamanya," ujar Yatie.
Masih dengan nada gusar, Pangky menambahkan, "Enggak usah terlalu arogan seperti itulah. Lagi pula, masak, sih, Natalie yang sudah dibesarkan namanya oleh wartawan, kok, tidak bersikap bersahabat dengan teman-teman yang sudah jauh-jauh datang dari Jakarta."

Alhasil, karena sudah terlanjur dibuat kecewa dengan sikap petugas, Pangky dan Yatie urung menginap di situ. Tak kasih selamat pada mempelai? "Buat apa? Kami datang ke Bali bukan untuk dia, kok!" kata Pangky.

Perlakuan serupa juga dialami wartawan yang ingin meliput acara tersebut. Sejak, pukul 13.00 hingga 22.00, belasan wartawan dari berbagai infotainmen serta media cetak "ditahan" di pintu utama resor. "Maaf, atas perintah Pak Soerijo dan Natalie, semua wartawan tak diperbolehkan melakukan liputan karena acara ini hanya untuk keluarga," kata kepala keamanan setempat.

CINTA 99 PERSEN
Entah mengapa pasangan ini begitu tertutup terhadap pers. Tapi begitulah rupanya pilihan mereka. Yang jelas, perjalanan cinta Natalie - Soerijo dimulai Februari lalu. Sebulan sebelumnya, Natalie menjadi bintang tamu dan menyanyi di sebuah kafe di Surabaya."Saat itu Soerijo kebetulan menonton dan kami kenalan," katanya tentang sang suami yang dulunya salah satu pemilik saham di apartemen Paragon, Surabaya. "Tapi sekarang sudah tidak lagi," kata Natalie yang tak mau menyebutkan identitas Soerijo lebih terbuka. "Enggak, ah. Yang jelas, sekarang dia masih menjadi pengusaha properti."

Sebulan setelah pertemuan, mereka memutuskan menjalin asmara. Jarak Jakarta - Surabaya tak mampu memisahkan mereka. Keduanya gantian saling mengunjungi tiap akhir pekan. Tak berapa lama masa pacaran, "Enggak tahu bagaimana, kami salah omong satu sama lain. Pokoknya, tahu-tahu karena statement itu, keluar keputusan mendadak, 'Married, yuk'," kisah Natalie. Keluarga kedua belah pihak pun berkenalan Juni lalu, " kata Natalie yang mengaku amat mencintai Soerijo."Cinta banget! 99 persen. Yang satu persen untuk orang tua saya."

Kata Natalie, usai menikah, "Saya ikut suami ke mana pun dia pergi." Ia juga tengah menyiapkan bisnis home accesories dan furnitur di Kuta Galeria, Bali. "Kalau bisa, launching sekalian pesta pernikahan."

RP 50 JUTA UNTUK GAUN & PERHIASAN
Gaun pengantin warna baby pink karya Rudy Chandra, jadi pilihan Natalie untuk hari bahagianya. Cuma dalam waktu singkat, 2 bulan, Rudy menyiapkan baju, mahkota, plus sepatu untuk mempelai wanita. "Soerijo yang milih kain brokatnya," kata Rudy. Soerijo pula yang memilih bordir motif khas Bali warna baby pink, wana favorit Natalie.

Ada dua potong busana pengantin yang dibuat, yaitu untuk acara pemberkatan, berupa kebaya berkerah cheongsam dan terusan panjang bergaya kemben, dipadu dengan kerudung panjang warna putih serta mahkota bergaya akar-akaran, dan gaun resepsi berpotongan kemben berhias kristal Swarovski pada bagian dada. Paduannya, celana panjang dan selendang putih. "Busana untuk pemberkatan juga enggak berekor panjang karena mereka berdua pengen yang simpel. Busana resepsi sengaja dibikin celana panjang agar lebih praktis karena acaranya, kan, bertema outdoor," jelas Rudy yang memperkirakan biaya sekitar Rp 39 juta untuk dua baju rancangannya itu.

Selain untuk Natalie, Rudy juga membuatkan busana untuk ketiga pengiring kedua
mempelai. Mereka adalah anak-anak Soerijo dari perkawinan sebelumnya. "Nuansanya baby pink, bergaya balerina."Bagaimana dengan baju pengantin Soerijo? "Kata Natalie, Soerijo sudah beli baju diluar negeri," ujar Rudy.

Untuk aksesoris, sirkam dan bros bertabur kristal Swarovsky menjadi pilihan Natalie. Sirkam dengan panjang 25 cm dan lebar 9 cm, sedangkan bros, 14 cm dan 7 cm. "Semua hand made," ujar si perancang, Rinaldy. "Bahan dasarnya platina, dilapis perak. Berapa harganya? 'Wah, maaf, aku enggak bisa bilang. Yang pasti, untuk perhiasan biasa, satu piece-nya minimal Rp 1,5 juta. Itu kalau semua bahan dasarnya lokal. Kalau impor dan desainnya rumit, bisa sampai Rp 25 jutaan," ujar Rinaldy.

Natalie yang tampil anggun, dirias oleh Sake, penata rias yang selama ini menangani artis sinetron ini. "Saya terus bekerja sama dengan Rudy, karena busana dan riasan, kan, harus satu kesatuan," ungkap Sake yang memasang harga teman untuk sang pengantin.


Gandhi Wasono M.,  Kurniasih Tjitradjaja,  Triwik Kurniasari
FOTO-FOTO: Daniel Supriyono

sumber: tabloidnova.com
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : rhyanmawo@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...
 
cyb3rThanks For Visiting Gunakanlah Google Chome Untuk Tampilan Sempurna