Pada suatu kala, hiduplah seorang nenek tua renta bersama seorang cucunya yang baru menginjak remaja. Kedua orangtua dari cucunya telah meninggal terlebih dahulu. Mereka berdua tinggal di sebuah gubuk yang hampir roboh. Mereka terpaksa tinggal di sana karena tidak memiliki uang. Mereka sangatlah miskin, tidak seperti tetangga-tetangga yang hidup berkecukupan.
Sang nenek pun sudah tua dan sakit-sakitan. Cucunya dengan penuh kasih sayang merawatnya. Meskipun ia bekerja keras banting tulang, ia hanya bisa mendapatkan sedikit uang yang tentunya tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan apapun dilakukannya asalkan bisa menghasilkan uang. Hidupnya seperti tidak memiliki masa depan, gali lubang tutup lubang.
Setelah beberapa waktu lamanya, sang nenek merasa waktunya hampir tiba meninggalkan dunia ini. Sang nenek begitu sedih karena tidak punya apapun untuk cucunya kelak ketika dirinya sudah tiada. Akhirnya timbullah ide cemerlang. Dengan sedikit uang yang dikumpulkan dengan susah payah, dan dengan tubuh yang sakit-sakitan, ia berjalan sendiri ke sebuah toko tanpa sepengetahuan cucunya yang sedang bekerja.
Apa yang ingin dibeli sang nenek? Ternyata ia membeli sebuah boneka shaolin yang biasa dipakai untuk berlatih kungfu. Boneka tersebut ia taruh di gubuknya dan ditutup sedemikian rupa agar cucunya tidak melihatnya.
Akhirnya tibalah waktu ketika sakit sang nenek sudah tidak tertolong lagi. Ia menghembuskan napasnya yang terakhir. Cucunya sangat berduka dan bersedih, karena neneknya adalah orang yang paling dekat dengan dirinya. Ia tidak memiliki teman seperti layaknya orang lain. Ia tidak akan bisa lagi bercerita dan berbagi dengan orang terdekatnya. Ia tidak punya siapa-siapa lagi, ia hidup sebatang kara.
Setelah beberapa hari berlalu, pemuda tersebut semakin sedih karena kesepian dan hidup sendirian. Ia terombang-ambing dalam hidup yang tidak pasti. Ketika rasa putus asa itu begitu besar, ia pernah berniat untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Sebelum ia sempat melaksanakan niatnya, ia teringat dengan wasiat yang diberikan nenek kepada dirinya sebelum neneknya wafat.
Dengan cepat, ia membuka surat wasiat tersebut. Beginilah isi surat wasiat yang ditulis oleh sang nenek ...
"Cucuku tersayang, pada saat kamu baca surat ini, berarti nenek sudah tidak ada lagi di dunia ini. Nenek juga sebenarnya berat meninggalkanmu dalam keadaan susah seperti ini, tapi ini sudah takdir.
Nenek tidak punya harta yang bisa diwariskan padamu. Nenek minta maaf karena tidak bisa memberikan yang terbaik sampai detik terakhir. Kamu jangan bersedih. Nenek tahu hidup kamu susah. Kita juga tidak seberuntung orang lain yang bisa hidup senang. Tapi, kamu jangan sampai putus asa karena hidup harus terus berlanjut.
Nenek hanya punya sebuah warisan untukmu. Warisan ini nenek beli untuk dihadiahkan kepada kamu dan ada di dalam gubuk dengan bungkusan yang besar."
[Pemuda tersebut menemukan dan membuka bungkusannya. Isinya adalah sebuah boneka shaolin. Tapi ia tidak tahu apa maksudnya. Ia melanjutkan surat wasiat tadi].
"Nenek memberi boneka shaolin ini agar kamu bisa menjadi seperti dirinya. Lihatlah boneka itu dan cobalah pukul sekuat-kuatnya."
[Pemuda itu mencoba memukulnya, dan boneka itu terombang-ambing. Tetapi sesaat kemudian, boneka itu berdiri tegak seperti semula. Alangkah terkejutnya pemuda itu. Berkali-kali ia memukul sekuat tenaga sampai lelah, tetapi boneka itu tetap tidak mau terjatuh].
"Lihatlah boneka itu, ia akan tetap berdiri tegar meskipun dipukul berkali-kali. Ia tidak pernah terjatuh. Ia tetap sabar menerima pukulan dan sebanyak itulah ia akan tetap berdiri, tanpa pernah menyerah.
Cucuku, hidup terkadang sulit. Nenek hanya mengharapkan kamu agar tidak menyerah. Ketika kamu jatuh dan putus asa, lihat kembali boneka ini. Kamu harus tetap berdiri. Ketika pukulan dan hantaman datang bertubi-tubi, sebanyak itulah kamu harus bertahan dan tetap bangkit. Saat kamu bertekad untuk tidak pernah menyerah, maka orang lain yang akan menyerah dan saat itulah kamu akan menang.
Hidup kamu sekarang memang susah. Tapi, jika kamu tidak pernah mau menyerah, hidup kamu pasti akan berubah. Saat itulah nenek akan bangga melihat kamu. Meskipun kamu seorang diri, jangan takut. Nenek akan selalu melihat dan menemanimu. Lakukan apa yang harus kamu lakukan dan jadilah seorang yang bermental seperti boneka shaolin itu. Meskipun kamu miskin, kamu harus memiliki mental seorang pemenang. Suatu saat nanti kamu pasti akan tahu maksud nenek. Semoga wasiat dan warisan dari nenek bisa mengubah hidup kamu."
Setelah membaca surat wasiat nenek, pemuda itu menangis keras. Ia merasa begitu bodoh karena sebelumnya berniat untuk bunuh diri. Saat itulah, dirinya berubah. Surat wasiat itu benar-benar membuatnya menjadi seorang bermental baja. Dengan bekal itu, beberapa tahun kemudian, ia benar-benar menjadi orang yang sukses dan kaya. Warisan sang nenek yang terkesan tidak berharga ternyata mampu mengubah seorang pemuda putus asa menjadi seorang juara.
Pesan kepada pembaca:
Berapa banyak orang yang berani bangkit lagi setelah jatuh berkali-kali? Berapa banyak orang yang terus maju meskipun terus-menerus gagal? Berapa banyak orang yang terus berjuang meskipun sudah pernah kalah sebelumnya?
Tidak banyak orang yang seperti itu. Sangat banyak orang yang lebih memilih menyerah. Mereka tidak kuat ketika menyadari diri mereka terjatuh dan kalah. Bahkan tidak sedikit pula yang sudah menyerah kalah sebelum gendang perang ditabuh.
Adakah sesuatu hal yang seharusnya Anda lakukan, tetapi Anda memutuskan untuk berhenti? Coba ingat-ingat kembali hal berharga yang bisa Anda raih jika saja Anda tidak pernah menyerah. Sayang, hal berharga tersebut harus hilang karena Anda memutuskan untuk mengaku kalah. Hal yang bisa membuat Anda bahagia dan bangga jika tercapai ternyata harus terbang begitu saja. Apakah hal tersebut terlalu kecil sehingga Anda membuangnya dengan cara berhenti dan menyerah? Apakah Anda rela menukarkan impian Anda yang begitu berharga dengan sebuah pengakuan bahwa Anda sudah menyerah?
Ingat, jika Anda tidak pernah mau menyerah, maka cepat atau lambat lawan Anda yang akan menyerah. Jika lawan Anda sudah menyerah, maka Andalah yang menjadi pemenang. Berjanjilah untuk memberikan perlawanan yang terbaik dan terhebat.
Meskipun Anda akhirnya harus kalah, katakan pada lawan Anda bahwa ia pun tidak akan menang dengan mudah. Katakan padanya jika ia akhirnya menang, ia akan menang dengan perjuangan yang berdarah-darah dan mati-matian sampai sisa tenaga terakhir!
sumber: http://digie-club.blogspot.com/2012/01/warisan-terhebat-sang-nenek-kepada.html