Imlek atau tahun baru Cina tinggal beberapa hari lagi, berbagai dekorasi dan pernak pernik bernuansa oriental banyak kita jumpai dimana – mana, yang tentunya dipersiapkan untuk menyambut datangnya tahun baru imlek.
Bagi masyarakat Tionghoa sendiri, Tahun baru imlek bukan sekedar ritual tahunan biasa, tapi merupakan tradisi budaya yang sarat dengan makna dan kepercayaan.
Ada beragam makanan yang khas dan wajib disajikan dalam perayaan tahun baru Imlek, seperti kue keranjang (tii kwee), ikan bandeng dan mie, serta buah – buahan.
Tapi, Selain makanan yang wajib disajikan pada saat perayaan imlek tersebut, ada juga makanan yang tidak boleh disajikan atau dipantangkan dalam tradisi imlek, yaitu makanan bubur, sebab bubur dapat diartikan atau melambangkan kemiskinan atau kesusahan.
Sehingga walaupun hidangan ini sangat disukai, tetapi tidak boleh disajikan pada saat perayaan. Makanan jenis bubur ini sangat dihindari dan dijauhi karena diyakini akan menimbulkan ketidak beruntungan atau sial.
Selain bubur, hal yang tidak boleh dilakukan saat Imlek adalah membalik Ikan. Padahal ikan pasti dihidangkan saat Imlek, terlebih ikan bandeng. Namun yang dilarang adalah membalik posisinya saat hendak mengambil daging di sisi lain ikan tersebut.
Ikan diyakini secara utuh melambangkan kelebihan, kelimpahan, kemakmuran, dan kebersamaan. Ikan ini tidak boleh dibalik karena bisa menyebabkan sumber rezeki kita tumpah.
Karena itu, cara mengambil daging di baliknya adalah dengan mengangkat tulang punggung ikan. Ikan tidak boleh dihabiskan, harus disisakan untuk disimpan untuk acara makan besoknya karena kepercayaan bahwa kata surplus sama dengan bunyi ikan.