Margaret Puspitarini-okezone
BANYAK mahasiswa menganggap tidur adalah hal sepele. Padahal, tidur memberikan dampak penting bagi kegiatan perkuliahan.
Begadang semalam suntuk demi menyelesaikan tugas atau banyaknya kegiatan kampus yang kamu ikuti, membuat waktu tidur terus terkikis. Apalagi ketika kamu harus mengikuti kelas pagi. Alhasil, kamu menjadi tidak konsenterasi dalam mengikuti perkuliahan dan paling parah membuatmu tertidur di kelas sehingga mendapat teguran dari dosen.
Lantas, sebenarnya berapa jam waktu tidur ideal seorang mahasiswa? Menurut Stanford University, rata-rata kebutuhan tidur seorang mahasiswa adalah delapan jam. Sayangnya, tidak semua mahasiswa memiliki cukup waktu untuk mendedikasikan tidur secara konsisten setiap malam sesuai kebutuhan.
Padahal, berdasarkan penelitian yang dilakukan seorang peneliti di UC Berkeley, Amerika Serikat (AS) baru-baru ini, tidur yang cukup mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam belajar.
"Pencapaian optimal sistem saraf otak ini terjadi pada paruh kedua malam. Jadi jika kamu tidur kurang dari enam jam, maka kamu tidak dapat mempelajari lebih banyak materi dibandingkan ketika tidur delapan jam," kata Pemimpin penelitian di UC Berkeley, Bryce Mander. Demikian seperti dikutip dari CampusGrotto, Minggu (19/2/2012).
Para peneliti mengatakan, bukti bahwa gelombang otak selama bagian akhir tidur mempromosikan kemampuan kita untuk menyimpan fakta berdasarkan ingatan. Sehingga menimbulkan pertanyaan apakah mengambil kelas pagi optimal untuk belajar.
"Penemuan ini menunjukkan, kita tidak hanya perlu tidur setelah belajar untuk mengkonsolidasikan apa yang telah kita hafal, tetapi kita juga membutuhkan tidur sebelum belajar agar dapat mengisi ulang dan menyerap informasi baru pada hari berikutnya," ujarnya.
Tidur tidak hanya menyegarkan pikiran, tetapi dapat membuat mahasiswa lebih pintar. Berjam-jam terjaga dengan segudang aktivitas akan membuat pikiran kita menjadi lebih lamban. Akibatnya, ketika minggu ujian, mahasiswa yang kurang tidur akan mengalami penurunan kemampuan untuk mempelajari materi kuliah sekira 40 persen, karena adanya penutupan daerah otak.
Mengetahui tidur berdampak pada kinerja akademis, Stanford University bahkan termotivasi untuk menciptakan kelas tidur dan mimpi.(mrg)(rhs)
Begadang semalam suntuk demi menyelesaikan tugas atau banyaknya kegiatan kampus yang kamu ikuti, membuat waktu tidur terus terkikis. Apalagi ketika kamu harus mengikuti kelas pagi. Alhasil, kamu menjadi tidak konsenterasi dalam mengikuti perkuliahan dan paling parah membuatmu tertidur di kelas sehingga mendapat teguran dari dosen.
Lantas, sebenarnya berapa jam waktu tidur ideal seorang mahasiswa? Menurut Stanford University, rata-rata kebutuhan tidur seorang mahasiswa adalah delapan jam. Sayangnya, tidak semua mahasiswa memiliki cukup waktu untuk mendedikasikan tidur secara konsisten setiap malam sesuai kebutuhan.
Padahal, berdasarkan penelitian yang dilakukan seorang peneliti di UC Berkeley, Amerika Serikat (AS) baru-baru ini, tidur yang cukup mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam belajar.
"Pencapaian optimal sistem saraf otak ini terjadi pada paruh kedua malam. Jadi jika kamu tidur kurang dari enam jam, maka kamu tidak dapat mempelajari lebih banyak materi dibandingkan ketika tidur delapan jam," kata Pemimpin penelitian di UC Berkeley, Bryce Mander. Demikian seperti dikutip dari CampusGrotto, Minggu (19/2/2012).
Para peneliti mengatakan, bukti bahwa gelombang otak selama bagian akhir tidur mempromosikan kemampuan kita untuk menyimpan fakta berdasarkan ingatan. Sehingga menimbulkan pertanyaan apakah mengambil kelas pagi optimal untuk belajar.
"Penemuan ini menunjukkan, kita tidak hanya perlu tidur setelah belajar untuk mengkonsolidasikan apa yang telah kita hafal, tetapi kita juga membutuhkan tidur sebelum belajar agar dapat mengisi ulang dan menyerap informasi baru pada hari berikutnya," ujarnya.
Tidur tidak hanya menyegarkan pikiran, tetapi dapat membuat mahasiswa lebih pintar. Berjam-jam terjaga dengan segudang aktivitas akan membuat pikiran kita menjadi lebih lamban. Akibatnya, ketika minggu ujian, mahasiswa yang kurang tidur akan mengalami penurunan kemampuan untuk mempelajari materi kuliah sekira 40 persen, karena adanya penutupan daerah otak.
Mengetahui tidur berdampak pada kinerja akademis, Stanford University bahkan termotivasi untuk menciptakan kelas tidur dan mimpi.(mrg)(rhs)