Sebuah video yang direkam di tahun 1936 menunjukkan, para penata rias selebriti di zaman itu menggunakan prinsip geometri untuk menghasilkan riasan yang rapi.
Penggaris, busur, hingga garis imajiner dibuat untuk menentukan area mana yang harus diberi shading dan highlight agar wajah terlihat lebih memesona.
Video yang dibuat oleh British Pathe ini ramai disaksikan di YouTube, terutama sejak film The Artist memenangkan penghargaan utama di ajang Academy Awards.
Dalam video itu diperlihatkan para make up artist menggunakan metode geometri sebagai patokan memoleskan kosmetik di area pipi, hidung, dahi, bibir, hingga dagu. Para penata rias menggunakan busur derajat dari kayu berukuran besar untuk mengukur jarak antara dahi dan hidung, serta hidung dan dahi.
Untuk menentukan letak shading di area pipi, penata rias terlebih dulu menggambar segitiga yang menghubungkan pelipis, pipi dan garis telinga. Bentuk segitiga untuk shading agar pipi terlihat lebih tirus memang masih digunakan sampai sekarang, namun tidak digambarkan dengan jelas.
Terakhir, untuk bagian bibir, terdapat perbedaan cara memoles lipstik untuk bibir dengan ‘Cupid’s bow’ atau bibir yang rata. ‘Cupid’s bow’ ialah bentuk bibir dengan lekukan di bagian atas bibir seperti busur panah.
Bagi pemilik bibir yang rata tanpa ‘Cupid’s bow’, poleskan lipstik dengan bentuk V di bagian atas untuk memberi kesan lekukan di bibir. Untuk bibir yang agak tebal dan lebar, fokuskan lipstik di bagian tengah dan biarkan bagian pinggiran bibir tidak tersentuh lipstik.
Bagi yang berbibir tipis, fokuskan ke bagian tengah bibir dan perpendek jarak antara bibir dan hidung. Caranya, oleskan lipstik hingga ke luar garis bibir agar bibir terlihat lebih tebal.
