Liputan Menarik, JAKARTA - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) kedatangan dosen luar biasa. Dia adalah peraih Nobel Kedokteran, Harald zur Hausen. Dalam kunjungannya ke ITB baru-baru ini, Harald membagikan ilmu tentang virus penyebab kanker serviks yang ditemukannya, Human Papilloma Virus (HPV). Temuan Harald pada 1976 inilah yang mengantarkannya meraih Nobel dalam bidang Kedokteran, 2008 lalu.
Menurut Harald, sejatinya, kanker serviks adalah penyakit yang dapat dicegah. Dan pencegahan ini sangat penting, mengingat infeksi HPV tidak memberikan gejala di awal, tetapi baru terasa 15 sampai 20 tahun kemudian ketika kondisinya sudah parah. Salah satu cara mencegah kanker serviks, ujar Harald, adalah dengan vaksinasi yang dapat mengurangi risiko kanker serviks hingga 70-80 persen.
"Vaksinasi dapat dilakukan pada perempuan atau laki-laki bahkan seseorang yang berusia sembilan sampai 14 tahun. Perlu diketahui, laki-laki juga berperan dalam membawa virus ini," kata Harald seperti dikutip dari situs ITB, Kamis (1/3/2012).
Kedatangan Harald adalah dalam rangka pelaksanaan International Conference on Biomedical Science 2012 yang dihelat oleh Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB.
Profesor kelahiran Gelsenkirchen, Jerman, pada 11 Maret 1936 ini menyelesaikan pendidikan dokternya di Universities of Bonn. Dia menerima gelar doktor dari University of Dusseldorf pada 1960.
Titik utama penelitian Harald tentang kanker serviks ada pada 1976. Ketika itu, Harald mengajukan hipotesis bahwa HPV berperan menyebabkan kanker serviks. Harald pun mengembangkan penelitian tersebut, dan dia berhasil mengembangkan vaksin HPV pada 2006.
Keberhasilan penelitiannya tentang kanker serviks itulah yang mengantarkannya meraih Nobel Prize dalam bidang Kedokteran. Anugerah tertinggi dalam bidang ilmu pengetahuan ini diberikan kepada Harald atas kontribusinya menemukan HPV sebagai virus penyebab kanker serviks.
Berbagai penelitian Harald memang fokus pada virus penyebab penyakit. Salah satu riset Harald adalah mencari tahu virus penyebab kanker usus besar dan leukimia.
